Jumat, 12 Agustus 2011

ABORTUS


I.          PENGERTIAN
Abortus adalah Pengeluaran buah kehamilan hasil konsepsi kurang dari 20 minggu atau berat badan kurang dari 500 gram.
II.          ETIOLOGI
1.        Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi , biasanya menyebabkan abortus pada            kehamilan sebelum 8 minggu, faktor ini antara lain
a.    Kelaman kromosom. terutama trisomi atau monosomi X
b.    Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna akibat dari radiasi, virus, zat kimia dan lain ‑ lain.
2.        Faktor maternal
a.    Infeksi akut yang berat (pneumonia, thypoid, rubella)
b.    Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesterone atau estrogen
c.    Trauma, misalnya laparathomi atau kecelakaan
d.   Kelainan ‑ kelainan pada alat kandungan :
v Hypoplasia, uteri
v Tumor uterus
v Retroflexio uteri incarcerata
3.        Kelainan pada plasenta, misalnya endartritis vili korialis, anomaly placenta

III.          PATOLOGI
Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan seldtarnya kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas, karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya , karena vili korealis belum menembus desidua terlalu dalam. Sedangkan pada kehamilan 8 ‑ 14 minggu. telah masuk agak dalam. Sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.




IV.          KLASIFIKASI ABORTUS
Abortus dapat dibagi atas 2 golongan:
1.                                 Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor faktor mekanis ataupun medisinalis, semata ‑ mata disebabkan oleh faktor ‑ faktor alamiah­
2.                                 Abortus provokatus
Adalah abortus yang disengaja. Baik dengan memakai obat ‑ obatan maupun alat ‑alat.
Abortus spontan dibagi atas
a.Abortus imminens, ( keguguran membakat)
Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat diceph dengan memberikan obat ‑ obatan hormonal dan antipasmochk dan istirahat.
Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan 2 kali berturut ‑ turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan ( kuret ).
b.    Abortus insipiens ( keguguran sedang berlangsung )
Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium. sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
c.Abortus Incompletus ( keguguran bersisa
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan dan sebagian lagi masih di dalam. cavum. uteri.
d.   Abortus, Completus ( keguguran lengkap
Seluruh hasil konsepsi sudah keluar, sehingga rongga rahim kosong.
e. Abortus Habitualis ( keguguran berulang )
Keadaan dimana seorang ibu mengalarm keguguran berturut ‑ turut satu kali atau lebih.
f.Abortus Infeksius
Keguguran yang disertat dengan infeksi






g. Mssed Abortion Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak di keluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Abortus, provokatus terbagi lagi menjadi :
a.         Abortus medisinalis ( Abortus Therapeutica
Abortus; karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakanjiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b.         Abortus Kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan ‑ tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

V.          TANDA DAN GEJALA ABORTUS
1.    Tertambat haid atau amenorhoe
2.    Hasil PP test positif
3.    Pada pemeriksaan fisik : KU tampak lemah atau kesadaran menurun, T/D normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu normal atau meningkat.
4.    Perdarahan per ‑ vaginam mungkin disertai keluarnya jaringan
5.    Rasa mules dan keram perut dibagian atas syhmpisis, seringkah disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
6.    Pemeriksaan Gynekologi :
a.    Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vagina.
b.    Inspekulo : perdarahan dari cavura uteri, ostium uteri terbuka atau tertutup, ada / tidak jaringan keluar dari ostium., ada / tidak cairan / jaringan berbau busuk dari ostium.
c.    Vagina tuse portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan dari cavum uteri.

VI.          KOMPLIKASI ABORTUS
1.        Perdarahan
2.        Perforasi
3.        Infeksi
4.        Payah ginjal akut
5.        Syok

VII.          PENANGANAN DAN TERAPI
1.    Abortus Ihnminens
a.         Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat rasa nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan, awasi teijadi syok.
b.        Istirahat baring (bedrest)
c.         Diberi sedativa, misalnya luminal
d.        Tes kehamilan, bila hasil test negatif mungkin janin sudah mati
e.         USG untuk menentukan apakahjanin masih hidup
f.         Progesterone 10 mg sehari untuk mengurangi kerentanan otot ‑ otot rahim, misalnya gestanon.
g.        Bila perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, dan reaksi kehamilan 2 kali berturut ‑ turut negatif, maka uterus dikosongkan (kuretase)

2.    Abortus Incipiens
a.         Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan, awasi terjadinya syok
b.        Bila ada tanda ‑ tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
c.         Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan evakuasi hasil konsepsi
v  Bila usia gestasi kurang dari 16 minggu evakuasi dilakukan dengan peralatan aspirasi vakum manual.
v  Bila usia gestasi lebih dari 16 minggu evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase
v  Bila prosedur evakuasi tidak segera dapat dilakukan atau sebelumnya kolaborasi untuk pemasangan infus D5 % dengan oxytocin 10 ui dengan kecepatan 8 ‑ 40 tts/mnt (induksi)
v  Pemberian antibiotik dan tokolitik.

3.    Abortus Inclompetus
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan, awast terjadinya syok
b.    Bila ada tanda ‑ tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
c.    USG untuk menentukan besamya uterus (taksiran usia gestasi) dan memastikan apakah seluruhjaringan keluar atau belum.
d.   Jika perdarahan tidak terlalu banyak dan kehamilan < 16 minggu kolaborasi untuk evakuasi secara digital / cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi jika perdarahan berhenti berikan ergometrin 0,2 mg (1m).
e.    Jika perdarahan banyak I terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu kolaborasi untuk evakuasi dengan AVM bila tidak ada dengan kuret tajam.
f.     Jika kehamilan lebih dari 16 minggu kolaborasi untuk pemasangan infus oxytocin 10 ui dalam 500 ml Dext 5 % dengan kecepatan 40 tts / mnt sampai tedadi ekspulsi hasil konsepsi.
g.    Pemberian antibiotika dan uterotonika.

4.    Abortus Kompletus
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
b.    Bila terdapat anemi sedang, pernberian SF selama 2 minggu.
c.    Bila terdapat berat kolaborasi untuk transfusi darah.
d.   USG untuk memastikan apakah. seluruhjaringan/hasil konsepsi telah keluar semua.
e.    Temberian uterotonika dan antibiotika kalau perlu.

5.    Abortus Infeksius
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
b.    Bila terjadi syok dan perdarahan banyak berikan transfusi darah dan pemberian cairan yang cukup.
c.    Kolaborasi pemberian antibiotika yang cukup dan tepat
v  •Pp I juta iu tiap 6 jam
v  • Streptomysin 500 mg tiap 12 jam
v  • Antibiotika spectrum luas
d.   24 ‑ 48 jam setelah diberikan antibiotika dan bebas, panas lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
e.    Infus dan antibiotika diteruskan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan penderita.



6.    Abortus Habitualis
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu. dan banyaknya perdarahan.
b.    Perbaiki gizi ibu
c.    Jika ada tanda ‑ tanda syok atasi dulu. dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
d.   Merokok dan minum. alcohol dikurangi / dihentikan
e.    Bila sudah mempunyai anak, berKB dulu.

7.    Abortus Provokstus Kriminalis
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
b.    Bila ada tanda ‑ tanda syok atasi dulu. dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
c.    Isfirahat baring
d.   Pemberian ATS 300 iu
e.    Pemberian antiblotika dan uterotonika

8.    Missed Abortion
a.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
b.    Berikan obat dengan maksud agar terjadi his agar hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
c.    Bila tidak berhasil dilakukan dilatasi dan kuretase
d.   Pemberian uterotonika dan antiblotik.

9.    Abortus Infeksius
f.     Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
g.    Bila terjadi syok dan perdarahan banyak berikan transfusi darah dan pemberian cairan yang cukup.
h.    Kolaborasi pemberian antibiotika yang cukup dan tepat
v  •Pp I juta iu tiap 6 jam
v  • Streptomysin 500 mg tiap 12 jam
v  • Antibiotika spectrum luas
i.      24 ‑ 48 jam setelah diberikan antibiotika dan bebas, panas lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
j.      Infus dan antibiotika diteruskan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan penderita.
10.      Abortus Habitualis
f.     Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu. dan banyaknya perdarahan.
g.    Perbaiki gizi ibu
h.    Jika ada tanda ‑ tanda syok atasi dulu. dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
i.      Merokok dan minum. alcohol dikurangi / dihentikan
j.      Bila sudah mempunyai anak, berKB dulu.

11.      Abortus Provokstus Kriminalis
f.     Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
g.    Bila ada tanda ‑ tanda syok atasi dulu. dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
h.    Isfirahat baring
i.      Pemberian ATS 300 iu
j.      Pemberian antiblotika dan uterotonika

12.      Missed Abortion
e.    Kaji tanda ‑ tanda vital, tingkat nyeri, KU ibu dan banyaknya perdarahan.
f.     Berikan obat dengan maksud agar terjadi his agar hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
g.    Bila tidak berhasil dilakukan dilatasi dan kuretase
h.    Pemberian uterotonika dan antiblotik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar