Rabu, 10 Agustus 2011

KETUBAN PECAH DINI

KETUBAN PECAH DINI

A.    Pengertian
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi kharidamnionitis, Sampai sepsis yang meningkatkan mordibitas dan mentalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.

B.     Gejala dan Tanda KPD
  1. Keluar cairan ketuban
  2. Ketuban pecah tiba-tiba
  3. Cairan tampak diintroitus
  4. Tidak ada his dalam 1 jam.

C.    Penyebab KPD

Disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua factor tsb. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.

D.    Faktor Resiko KPD

  1. Incompetensia serviks
  2. Polihidramnion
  3. Malprestasi janin
  4. Gestasi multiple
  5. Infeksi vagina / serviks

E.     Penilaian Klinik

1.      Tentukan pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina, jika tidak ada, dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian bawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan test lakmus (nitrin test) merah menjadi biru, membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan kelainan janin.
  1. Tentukan usia kehamilan bila perlu dengan USG.
  2. Tentukan ada tidaknya infeksi, tanda-tanda infeksi: suhu ibu ≥ 280C, air ketuban keruh dan berbau. Pemeriksaan air ketuban dengan tes LEA (lekosit Esterase ), lekosit darah > 15.000/mm3, janin yang mengalami takhicardi, mungkin mengalami infeksi intra uterine.
  3. Tentukan tanda-tanda inpartu, tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvile.

F.     Penanganan

Penanganan KPD memerlukan pertimbangan usia gestasi adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.
Konservatif:
1.   Rawat di Rumah Sakit.
2.   Antibiotik (Ampisilin 4x500mg atau eritomisin bila tak tahan ampisilin) dan metronidozol 2x500mg selama 7 hari.
  1. Umur kehamilan (32-34 minggu) dirawat selama air ketuban masih keluar atau sisa air ketuban tidak keluar lagi
  2. Umur kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif, beri Dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
  3. Usia kehamilan 32-37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi, beri tokolitik (salbutamol) dexametason dan induksi sesudah 24 jam.
  4. Usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotika dan lakukan induksi.
  5. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
  6. Usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan paru-paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomilin tiap minggu. Dosis Betametason 12mg sehari dosis tunggal selama 2 hari. Dexametason 5mg 1 bh setiap 6 jam sebanyak 4x.
Aktif :
  1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC dapat pula diberikan misoprostol 50mg, Intravagina tiap 6 jam maksimal 4x.
  2. .Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
a.       Bila skors pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC.
b.      Bila skors pelvic > 5, induksi persalinan partus pervaginam.

G.    Penatalaksanaan KPD

Kehamilan < 37 minggu
-          Ada Infeksi:
Berikan penisilin, gentamycin dan metronidazol, lahirkan bayi.
-          Tidak Ada Infeksi :
                                i.      Amoksilin + Eritromisin untuk 7 hari
                              ii.      Steroid untuk pematangan paru

Kehamilan ≥ 37 minggu
-          Ada Infeksi :
Beri penisilin, gentamycin dan metronidazol, lahirkan bayi.
-          Tidak Ada Infeksi :
                                i.      Lahirkan bayi
                              ii.      Beri penisilin atau ampisilin
Antibiotik Setelah Persalinan :
- Propilaktis                    : Stop Antibiotik
- Infeksi                          : Lanjutkan untuk 24-28 jam setelah bebas panas
- Tidak ada Infeksi         : Tidak perlu Antibiotik


DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif,dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Rustam, Mochtar. 2002.  Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus. 1998.  Ilmu Kebidanan ,Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar